Rabu, 25 November 2009

Senin, 01 Juni 2009

Latihan Soal Pajak

By. Tri Bagus.
  1. Tuliskan perbedaan kegunaan atara pajak dengan retribusi !
  2. Tuliskan jenis – jenis sumber penerimaan negara !
  3. apa yang dimaksud dengan penerimaan negara bukan pajak !
  4. apa perbedaan antara obyek pajak dengan subyek pajak !
  5. tuliskan apa saja yang termasuk belanja negara !
  6. Tuliskan perbedaan antara pajak Proporsional, Degresif dan Progresif !
  7. Penghasilan para eksekutif di 8a memiliki keragaman jumlah. Rahim 8 juta/bulan, ghally. 10 juta/bulan, kiky 5 juta perbulan dan mamad 6 juta perbulan. Tarif pajak yang diberlakukan ialah pajak …
  8. Apa perbedaan pajak langsung dan tak langsung dan berikan masing – masing 3 contoh !
  9. Apa perbedaan antara pajak sebyektif dan obyektif berikut dengan jenis dan cotohnya !
  10. Apa saja fungsi pajak dalam perekonomian nasional serta berikan penjelasannya!

Jumat, 08 Mei 2009

Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin

Oleh Tri Bagus Sulistyo

Demokrasi Liberal :
17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959

Ciri pelaksanaan Pemerintahan :
1. Parlementer
2. Banyak partai
3. Kabinet jatuh bangun
4. memakai Undang - Undang sementara tahun 1950
5. Presiden hanya sebagai simbol ketatanegaraan (kepala Negara)

Kabinet yang pernah berkuasa
1. Wilopo
2. Natsir
3. Ali Sastroamidjojo
4. Burhanudin Harahap

Demokrasi Terpimpin

Periode pelaksanaan 5 Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966
Pada masa ini pemerintahan dipegang langsung oleh presiden Ssukarno bukan lagi oleh seorang Perdana Menteri. Sehingga jabatan Presiden Sukarno bertindak langsung sebagai kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Ciri pelaksanaan Masa Demokrasi Terpimpin :

Politik Luar Negeri (yang tidak sesuai dengan UUD 1945 yang bebas dan aktif)

1. New Emerging Forces (club negara - negara komunis)
2. Poros Jakarta - Peking (poros negara - negara komunis)
3. Games of New Emerging Forces (Ganefo)
4. Keluar dari keanggotaan PBB
5. Perjuangan Dwikora (Dwi Komando Rakyat) untuk Ganyang Malaysia

Politik Dalam Negeri bangsa Indonesia

1. Politik Mercusuar yang mengedepankan gemerlap bangsa tanpa memperhatikan nasib rakyat
2. Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis)
3. Resopim (revolusi Indonesia, sosialisme dan pimpinan bangsa)
4. jarek (jalannya revolusi kita)
5. Manipol Usdek (Manifesto Politik Undang - Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia,
Demokrasi Terpimpin, ekonomi terpimpin dan Kepribadian bangsa)

Semua Pelaksanaan Politiik dalam negeri bangsa Indonesia itu lebih banyak dipengaruhi oleh rencana kerja dan program kerja dari komunis, sehingga lebih banyak mengedepankan komunis Indonesia (PKI) daripada kerakyatan secara umum.

Kamis, 07 Mei 2009

Kemerdekaan RI

Oleh Tri Bagus Sulistyo

Jepang Menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 dengan ditandatanganinya perjanjian Missouri. Dalam menghadapi hal tersebut maka sikap tokoh nasional bersikap untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Tapi dalam perjalanan mempersiapkannya itu terjadi perbedaan pendapat tentang prosesnya, dan akhirnya pecah menjadi du golongan yaitu Golongan muda dan golongan tua

Golongan tua ialah golongan orang - orang yang memiliki sifat moderat dan dalam proklamasi kemerdekaan ini mereka harus seizin dari Jepang (PPKI)

Golongan tua ialah golongan orang - orang yang memiliki sifat radikal dalam proses kemerdekaan dan mereka ingin merdeka atas nama bangsa Indonesia Sendiri

Dengan kondisi seperti ini maka golongan muda mengamankan golongan tua ke kota Rengasdengklok dengan tujuan :
1. menjauhkan golongan tua dari pengaruh Jepang
2. mendesak golongan tua untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

Kesepakatan yang terjadi ialah kemerdekaan akan diproses di Jakarta. Kemudian mereka mendatangai Jenderal Nishimura untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. akan Tetapi sang jenderal menyatakan Indonesia tidak akan dimerdekakan oleh Jepang, sesuai dengan kesepakatan perjanjian Missouri, akan dikembalikan kepada sekutu sebagai pemenang perang.

Dengan hal terebut maka seluruh tokoh nasional sepakat proklamasi dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri. Selanjutnya mereka ke rumah Laksamana maeda untuk memproses kemerdekaan Indonesia.

Jadilah Proklamasi kita tanggal 17 Agustus 1945.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan muncul pertentangan antara sekutu sebagai pemenang perang dengan Indonesia sebagai negara yang baru merdeka. Muncul pertikaian diantaranya sebagai berikut :

  1. Medan Area
  2. 10 Nopember
  3. Bandung Lautan Api
  4. Palagan Ambarawa
  5. Merah Putih Manado

Itu tentang perjuangan bersenjata. Tapi bangsa Indonesia juga berjuang secara Diplomasi, diantaranya :

  1. Linggajati
  2. Renville
  3. Roem Royen
  4. BFO
  5. KMB
  6. Pengakuan Kedaulatan

Akhirnya bangsa Indonesia diakui keberadaanya secara hukum pada pengakuan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949.

Perang Dunia II

Oleh Tri Bagus Sulistyo

Latar belakang :
  1. Italia : kehancuran akibat Peran Dunia I
  2. Jerman : Kehancuran pada PDI dan perjanjian Versailles
  3. Jepang : Kebangkitan ekonomi

Slogan :

  1. Italia : Irredente
  2. Jerman : Lebensraum
  3. Jepang : Shinto Hakko Ichiu

latar belakang Khusus / pemicu :

Front Eropa : ppenyerangan Jerman ke kota Danzig

Front Asia Pasik : Penyerangan Pearl Harbour oelh Jepang

Masa Titik balik kekalahan Jerman dan Jepang ditandai dengan kekalahan Jerman pada penyerangan di Leningraad dan kekalahan Jepang pada pertempuran di Laut Karang (Coral Sea)

Kedatangan bangsa Barat

Oleh Tri Bagus Sulistyo

Latar belakang :
  1. Penjelajahan Samudera
  2. membuktikan teori heliosentris

Tujuan :

  1. Gold (banyak tanah jajahan maka semakin kaya)
  2. Glory (banyak negara jajahanmaka semakin jaya di mata negara lain)
  3. Gospel (menyebarkan agama Nasrani)

Kedatang Belanda :

  1. 1596 dipimpin oleh Corneilis de Houtman
  2. 1598 dipimpin oleh Jacob van Neck

Pembentukan VOC bertujuan untuk :

  1. menghindarkan persaingan antar sesama pedagang Belanda
  2. menyaingi kongsi dagang negara lain

Hak Otrooi :

  1. Mendirikan benteng pertahanan
  2. monopoli perdagangan
  3. mengadakan perjanjian
  4. menyatakan peperangan
  5. membuat pasukan

Islamisasi

Oleh Tri Bagus Sulistyo

Penyebar:

  1. India (teori Gujarat)
  2. Makkah (teori Makkah)
  3. Persia (teori Persia)

Bukti :

  1. Abad 14 : adanya kerajaan Samudera Pasai
  2. Abad 11 : Makam fatimah binti Ma'imun
  3. Abad 13 : Makam Tralaya

Cara penyebaran agama Islam :

  1. Dakwah
  2. Perdagangan
  3. Pendidikan
  4. perkawinan
  5. seni budaya

Kesultanan Islam :

  1. Samudera Pasai
  2. Malaka
  3. Aceh
  4. Demak
  5. Pajang
  6. Mataram
  7. Banten
  8. Cirebon
  9. Makasar
  10. Ternate

Materi Ujian Sekolah Sejarah

  1. Islamisasi
  2. kedatangan bangsa barat ke dunia timur
  3. VOC
  4. Perang Dunia II
  5. Kemerdekaan RI
  6. Demokrasi Liberal
  7. Demokrasi Terpimpin
  8. Orde baru

Rabu, 01 April 2009

KETENAGAKERJAAN

By Hilmy
editing & Posting By tri

Sebelum mulai, ayo kita pelajari gambar di bawah ini dan kasih komentar :

Kalo' menurut kalian apa yang tengah dihadapi anak ini ? dan jika ini berlanjut akan menjadi apakah anak ini ? atau menjadi ini




a. Pengertian


1. Ketenagakerjaan

Segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja, sebelum selama dan setelah masa kerja

2. Bekerja

Kegiatan atau pekerjaan yang dilakuakn minial 1 jam per minggu dan secara berturut – turut oleh seorang

untuk memperoleh penghasilan

3. Tenaga Kerja

Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan menghasilkan barang dan jasa baik untuk kebutuhan

sendiri ataupun orang lain.

4. Pengangguran

Orang yang tidak memiliki suatu pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan Pendapatan



b.Tenaga Kerja

Tenaga Kerja dibedakan menjadi 2 jenis

1. Tenaga Kerja jasmani

Tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan tenaga fisik. Terdiri dari 3 jenis :

a. terdidik

tenaga kerja yang memerlukan pendidikan sampai suatu jenjang (Dokter, Insinyur, Guru)

b. Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja yang dihasilkan dari suatu pelatihan dan pengalaman (montir, salon, sopir)

c. Tenaga Kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tidak memerlukan pendidikan dan pelatihan dalam bekeja (tukang sapu, tukang cuci)


2. Tenaga Kerja Rohani

Tenaga Kerja yang saat melakukan pekerjaannya lebih banyak memanfaatkan kemampuan fikirnya.



c. Angkatan kerja

Dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis :

1. Pekerja penuh

Orang yang sudah benar – benar bekerja

2. pengangguran

Orang yang ingin bekerja namun belum mendapat pekerjaan sehingga terpaksa menjadi pengangguran atau

orang yang tidak mau bekerja walaupun ada tersedia lapangan pekerjaan.


d. Pasar Kerja

Segala bentuk kegiatan yang mempertemukan para pencari kerja dengan lapangan pekerjaan.
Para pelaku yang terlibat dalam pasar kerja ialah :

1. pengusaha

2. pencari kerja

3. perantara


e. Masalah – masalah ketenagakerjaan


Permasalahan utama ketenagakerjaan ialah :

1. Permasalahan di lapangan kerja :

a. latar belakang pendidikan, pengalaman, dan tuntutan hak pekerja yang tidak sesuai dengan harapan

b. rendahnya daya serap pasar kerja serta lambannya penciptaan lapangan kerja yang baru

c. informasi mengenai lapangan pekerjaan yang tidak tersebar dengan baik

d. permasalahan gaji


2. Pengangguran

Dampak pengangguran secara ekonomi menganggu perekonomian negara. Secara non ekonomi mengakibatkan :

1. kerawanan social dan moral

2. membebani orang lain

3. mengurangi penghasilan pemerintah melalui pajak

4. mengurangi tingkat

5. Produktivitas masyarakat


f. Peran Pemerintah dalam menanggulangi masalah ketenagakerjaan di Indonesia

1. mengelurakan peraturan perundang - undangan tentang ketenagakerjaan
2. meningkatkan kualitas tenaga kerja
3. memperluas lapangan pekerjaan
4. menguapayakan pemerataan lapangan pekerjaan
5. perbaikan gaji/upah serta perlindungan tenaga kerja

Kamis, 19 Maret 2009

Pranata Sosial


Oleh Tri

Nih bagi siswa siswi SMP Al HIkmah yang tercinta yang kepengen update tentang materi Pranata Sosial, bisa kalian liat gambar ini



Dari kiri ke kanan pasti sudah kalian tebak. ya, kalau kiri ialah pendidikan formal (dengan ilustrasi TK AL Hikmah), tengah Informal (keluarga) dan kanan ialah Non Formal

Pendidikan Formal dan non formal pada dasarnya ialah sama :
  1. terjadi dalam seuah ruangan
  2. pembelajaran secara formal antara guru dengan murid
  3. memiliki kurikulum
Yang membedakan ialah jenjang atau tingkat. Pada pendidikan Formal hal ini diberlakukan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dilaluinya dan tingkat pemahamannya. sedangkan untuk Non formal hanya sebatas memberi pengetahuan yang belum diketahui anak ketika memperoleh materi yang sama di sekolah.

fungsi dalam pranata keluarga (keterangan dalam gambar di atas):
  1. Fungsi Agama sebagai dasar dibangunnya keluarga
  2. Fungsi pendidikan untuk mendidikak berbagai norma yang berlaku dalam keluarga dari orang tua kepada anaknya
  3. Fungsi reproduksi yaitu menghasilkan keturunan sebagai generasi penerus keluarga
  4. Fungsi ekonomi yaitu untuk pengelolaan keuangan dalam keluarga
  5. Fungsi pelestarian lingkungan baik kepada masyrakat atau makhluk hidup lainnya
  6. Fungsi perlindungan yaitu secara psikologis keluarga merupakn tempat perlindungan bagi kelompok individu sehingga merasa aman dan tenteram di dalamnya

.

Selasa, 17 Februari 2009

HUBUNGAN SOSIAL

oleh Tri

Manakah yang pernah kalian lakukan :

  1. Kerjasama kelompok
  2. Belajar kelompok
  3. Kamping
  4. Diskusi

Atau mungkin kalian juga pernah

  1. tawuran
  2. berkelahi dengan teman
  3. mengolok – olok dengan kelompoknya


Hal – hal di atas secara sederhana juga diatur dalam ilmu sosiologi. Kalau dalam bahas kerennya sih Hubungan social. Hubungan bisa diartikan sebagai proses interaksi antara dua orang atau lebih. Sosial berarti masyarakat. Hubungan bisa juga berarti interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.

Sekarang gambar mana yangmenurut kalian bersifat negatife





















Ternyata dalam hubungan social kita juga ada yang bersifat negative ada juga yang positive. Kalo ilmu social mengaturnya sebagai Assosiatif dan disassosiatif.

Hubungan bersifat assosiatif

Hubungan yang mengakibatkan dampak positif karena sifatnya membangun dan memperkuat persatuan dan solidaritas antar kelompok atau antar individu

Hubungan ini terdii dari

  1. kerjasama

ciri – cirinya :

  1. terdiri dari banyak orang
  2. mempunyai tujuan sama
  3. pemahaman antar kelompok yang baik
  4. mencari keuntungan

Kerjasama terdiri dari 5 model :

  1. kerukunan (gotong – royong)
  2. bargaining (penawaran dengan beradu argumentasi)
  3. Kooptasi (penerimaan unsure baru untuk mengurangi kegoncangan)
  4. Koalisi (kerjasama antara dua perusahaan atau lebih utnuk mencapai tujuan sama)
  5. Joint Venture (Kerjsama dalam proyek – proyek tertentu)
  1. Akomodasi

Kesepakatan antara dua pihak yang berselisih.

Bentuk dari akomodasi ialah ;

  1. melalui pemaksaan
  2. melalui kompromi
  3. melalui toleransi

  1. Asimilasi

Sebuah proses untuk menciptakan keharmonisan lebih tinggi dalam kerjasama. Tentunya penggabungan ini tidak menghasilkan sebuah kebudayaan baru.

Syarat dalam asimilasi ialah :

  1. Toleransi
  2. kesempatan yang sama
  3. sikap menghargai
  4. perkwinan campuran
  5. ancaman bersama

Hubungan bersifat disosiatif

Merupakan bentuk hubungan yang bersifat negative karena menimbulkan terjadinya perpecahan dan merengggangkan solidaritas kelompok

Hubungan ini terdiri dari :

  1. Persaingan

Merupakan suatu usaha untuk mencapai yang lebih dari orang lain.

Motivasi sebagai berikut :

  1. Mendapatkan stasus social
  2. Mendapatkan kekuasaan
  3. Mendaptkan nama baik
  4. Mendapatkan kekayaan

  1. Kontravensi

merupakan rasa ketidakcocokan dengan sesorang yang menimbulkan rasa kebencian, akan tetapi tidak sampai terjadi pertentangan atau pertikaian

  1. Pertikaian atau pertentangan
Merupakan hubungan ketidakcocokan dengan pihak laian yang menimbulkan kebencian dan diluapkan dengan tindakan.

Senin, 09 Februari 2009

Jenis - Jenis Pasar

Pasar Tradisional

Pasar tradisioal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Jogja, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.

Pasar modern

Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket.

Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.

Pasar Menurut Jenisnya


Pasar Konsumsi

Pasar Konsumsi menjual barang-barang untuk keperluan konsumsi. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan, dll. Contohnya adalah Pasar Mergan di Malang, Pasar Kramat Jati, dll.

Pasar Faktor Produksi

Pasar Faktor Produksi menjual barang-barang untuk keperluan produksi. Misalnya menjual mesin-mesin untuk memproduksi, lahan untuk pabrik, dll.

Pasar Menurut Jenis Barang yang Dijual


Pasar menurut jenis barang yang dijual dapat dibagi menjadi pasar ikan, pasar buah, dll.

Pasar Menurut Lokasi


Pasar menurut lokasi misalnya Pasar Kebayoran yang berlokasi di Kebayoran Lama, dll.

Pasar Menurut Hari


Pasar menurut hari dinamakan sesuai hari pasar itu dibuka. Misalnya Pasar Rebo dibuka khusus hari Rabu, Pasar Minggu dibuka khusus hari Minggu, Pasar Senen dibuka khusus hari Senin, dll.

Pasar Menurut Luas Jangkauan


Pasar Daerah

Pasar Daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani permintaan dan penawaran dalam satu daerah.

Pasar Lokal

Pasar Lokal membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota.

Pasar Nasional

Pasar Nasional membeli dan menjual produk dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri.

Pasar Internasional

Pasar Internasional membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di seluruh dunia.

Pasar Menurut Wujud


Pasar Konkret

Pasar Konkret adalah pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan kasat mata. Misalnya ada los-los, toko-toko, dll. Di pasar konkret, produk yang dijual dan dibeli juga dapat dilihat dengan kasat mata. Konsumen dan produsen juga dapat dengan mudah dibedakan.

Pasar Abstrak

Pasar Abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat mata.konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung.Biasanya dapat melalui internet, pemesanan telepon, dll. Barang yang diperjual belikan tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tapi pada umumnya melalui brosur, rekomendasi, dll. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan produsen bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan produsen dan konsumen sekaligus.

Suntingan dari wikipedia

Rabu, 04 Februari 2009

PENGKHIANATAN PKI TAHUN 1965 (G.30.S/PKI)

Oleh Tri Bagus Sulistyo
Latar belakang

PKI merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.

Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden - sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan NASAKOM.

Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.

Angkatan kelima

Pada kunjungan Menlu Subandrio ke Tiongkok, Perdana Menteri Zhou Enlai menjanjikan untuk mempersenjatai 40 batalion tentara secara lengkap, penawaran ini gratis tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno tetapi belum juga menetapkan waktunya sampai meletusnya G30S.

Pada awal tahun 1965 Bung Karno mempunyai ide tentang Angkatan Kelima yang berdiri sendiri terlepas dari ABRI. Pandangan lain mengatakan bahwa PKI-lah yang mengusulkan pembentukan Angkatan Kelima tersebut dan mempersenjatai mereka. Tetapi petinggi Angkatan Darat tidak setuju dan hal ini lebih menimbulkan nuansa curiga-mencurigai antara militer dan PKI.

Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin berusaha menghindari bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dan polisi dan militer. Pemimpin-pemimpin PKI mementingkan "kepentingan bersama" polisi dan "rakyat". Pemimpin PKI DN Aidit mengilhami slogan "Untuk Ketentraman Umum Bantu Polisi". Di bulan Agustus 1964, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dari "sikap-sikap sektarian" kepada angkatan bersenjata, mengimbau semua pengarang dan seniman sayap-kiri untuk membuat "massa tentara" subyek karya-karya mereka.

Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ratusan ribu petani bergerak merampas tanah dari para tuan tanah besar. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan polisi dan para pemilik tanah. Untuk mencegah berkembangnya konfrontasi revolusioner itu, PKI mengimbau semua pendukungnya untuk mencegah pertentangan menggunakan kekerasan terhadap para pemilik tanah dan untuk meningkatkan kerjasama dengan unsur-unsur lain, termasuk angkatan bersenjata.

Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapa pun (milik negara=milik bersama). Kemungkinan besar PKI meniru revolusi Bolsevik di Rusia, di mana di sana rakyat dan partai komunis menyita milik Tsar dan membagi-bagikannya kepada rakyat.

Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik AS. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan dengan resmi. Pada waktu yang sama, jendral-jendral militer tingkat tinggi juga menjadi anggota kabinet. Jendral-jendral tersebut masuk kabinet karena jabatannya di militer oleh Sukarno disamakan dengan setingkat mentri. Hal ini dapat dibuktikan dengan nama jabatannya (Menpangab, Menpangad, dan lain-lain).

Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di sebelah para petinggi militer di dalam kabinet Sukarno ini, tetapi mereka terus mendorong ilusi yang sangat berbahaya bahwa angkatan bersenjata adalah merupakan bagian dari revolusi demokratis "rakyat".

Aidit memberikan ceramah kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia berbicara tentang "perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap hari antara tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis".

Rejim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan melarang aksi-aksi mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan karena industri menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.

Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rejim militer, menyatakan keperluan untuk pendirian "angkatan kelima" di dalam angkatan bersenjata, yang terdiri dari pekerja dan petani yang bersenjata. Bukannya memperjuangkan mobilisasi massa yang berdiri sendiri untuk melawan ancaman militer yang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI malah berusaha untuk membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini dalam batas-batas hukum kapitalis negara. Mereka, depan jendral-jendral militer, berusaha menenangkan bahwa usul PKI akan memperkuat negara. Aidit menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa "NASAKOMisasi" angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk menciptakan "angkatan kelima". Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan aspirasi revolusioner kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa aparatus militer dan negara sedang diubah untuk memecilkan aspek anti-rakyat dalam alat-alat negara.

Isu sakitnya Bung Karno

Sejak tahun 1964 sampai menjelang meletusnya G30S telah beredar isu sakit parahnya Bung Karno. Hal ini meningkatkan kasak-kusuk dan isu perebutan kekuasaan apabila Bung Karno meninggal dunia. Namun menurut Subandrio, Aidit tahu persis bahwa Bung Karno hanya sakit ringan saja, jadi hal ini bukan merupakan alasan PKI melakukan tindakan tersebut.

Tahunya Aidit akan jenis sakitnya Sukarno membuktikan bahwa hal tersebut sengaja diembuskan PKI untuk memicu ketidakpastian di masyarakat.

Isu masalah tanah dan bagi hasil

Pada tahun 1960 keluarlah Undang-Undang Pokok Agraria (UU Pokok Agraria) dan Undang-Undang Pokok Bagi Hasil (UU Bagi Hasil) yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari Panitia Agraria yang dibentuk pada tahun 1948. Panitia Agraria yang menghasilkan UUPA terdiri dari wakil pemerintah dan wakil berbagai ormas tani yang mencerminkan 10 kekuatan partai politik pada masa itu. Walaupun undang-undangnya sudah ada namun pelaksanaan di daerah tidak jalan sehingga menimbulkan gesekan antara para petani penggarap dengan pihak pemilik tanah yang takut terkena UUPA, melibatkan sebagian massa pengikutnya dengan melibatkan backing aparat keamanan. Peristiwa yang menonjol dalam rangka ini antara lain peristiwa Bandar Betsi di Sumatera Utara dan peristiwa di Klaten yang disebut sebagai ‘aksi sepihak’ dan kemudian digunakan sebagai dalih oleh militer untuk membersihkannya.

Sementara itu di Jawa Timur juga terjadi keributan antara PKI dan NU. Kiai-kiai NU yang kebanyakan tuan tanah menolak gerakan PKI untuk membagi-bagikan tanah kepada petani yang tidak memiliki tanah.

Keributan antara PKI dan islam (tidak hanya NU, tapi juga dengan Persis dan Muhammadiya) itu pada dasarnya terjadi di hampir semua tempat di Indonesia, di Jawa Barat, Jawa Timur, dan di propinsi-propinsi lain juga terjadi hal demikian, PKI di beberapa tempat bahkan sudah mengancam kyai-kyai bahwa mereka akan disembelih setelah tanggal 30 September 1965 (hal ini membuktikan bahwa seluruh elemen PKI mengetahui rencana kudeta 30 September tersebut).

Faktor Malaysia

Negara Federasi Malaysia yang baru terbentuk pada tanggal 16 September 1963 adalah salah satu faktor penting dalam insiden ini[1]. Konfrontasi Indonesia-Malaysia merupakan salah satu penyebab kedekatan Presiden Soekarno dengan PKI, menjelaskan motivasi para tentara yang menggabungkan diri dalam gerakan G30S/Gestok (Gerakan Satu Oktober), dan juga pada akhirnya menyebabkan PKI melakukan penculikan petinggi Angkatan Darat.

Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, di mana para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul RahmanPerdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak.

Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan Tunku yang menginjak-injak lambang negara Indonesia[2] dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan sebutan "Ganyang Malaysia" kepada negara Federasi Malaysia yang telah sangat menghina Indonesia dan presiden Indonesia. Perintah Soekarno kepada Angkatan Darat untuk meng"ganyang Malaysia" ditanggapi dengan dingin oleh para jenderal pada saat itu. Di satu pihak Letjen Ahmad Yani tidak ingin melawan Malaysia yang dibantu oleh Inggris dengan anggapan bahwa tentara Indonesia pada saat itu tidak memadai untuk peperangan dengan skala tersebut, sedangkan di pihak lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat A.H. Nasution setuju dengan usulan Soekarno karena ia mengkhawatirkan isu Malaysia ini akan ditunggangi oleh PKI untuk memperkuat posisinya di percaturan politik di Indonesia.

Posisi Angkatan Darat pada saat itu serba salah karena di satu pihak mereka tidak yakin mereka dapat mengalahkan Inggris, dan di lain pihak mereka akan menghadapi Soekarno yang mengamuk jika mereka tidak berperang. Akhirnya para pemimpin Angkatan Darat memilih untuk berperang setengah hati di Kalimantan. Tak heran, Brigadir Jenderal Suparjo, komandan pasukan di Kalimantan Barat, mengeluh, konfrontasi tak dilakukan sepenuh hati dan ia merasa operasinya disabotase dari belakang[3]. Hal ini juga dapat dilihat dari kegagalan operasi gerilya di Malaysia, padahal tentara Indonesia sebenarnya sangat mahir dalam peperangan gerilya.

Mengetahui bahwa tentara Indonesia tidak mendukungnya, Soekarno merasa kecewa dan berbalik mencari dukungan PKI untuk melampiaskan amarahnya kepada Malaysia. Soekarno, seperti yang ditulis di otobiografinya, mengakui bahwa ia adalah seorang yang memiliki harga diri yang sangat tinggi, dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk merubah keinginannya meng"ganyang Malaysia".

Soekarno adalah seorang individualis. Manusia jang tjongkak dengan suara-batin yang menjala-njala, manusia jang mengakui bahwa ia mentjintai dirinja sendiri tidak mungkin mendjadi satelit jang melekat pada bangsa lain. Soekarno tidak mungkin menghambakan diri pada dominasi kekuasaan manapun djuga. Dia tidak mungkin menjadi boneka.

Di pihak PKI, mereka menjadi pendukung terbesar gerakan "ganyang Malaysia" yang mereka anggap sebagai antek Inggris, antek nekolim. PKI juga memanfaatkan kesempatan itu untuk keuntungan mereka sendiri, jadi motif PKI untuk mendukung kebijakan Soekarno tidak sepenuhnya idealis.

Pada saat PKI memperoleh angin segar, justru para penentangnyalah yang menghadapi keadaan yang buruk; mereka melihat posisi PKI yang semakin menguat sebagai suatu ancaman, ditambah hubungan internasional PKI dengan Partai Komunis sedunia, khususnya dengan adanya poros Jakarta-Beijing-Moskow-Pyongyang-Phnom Penh. Soekarno juga mengetahui hal ini, namun ia memutuskan untuk mendiamkannya karena ia masih ingin meminjam kekuatan PKI untuk konfrontasi yang sedang berlangsung, karena posisi Indonesia yang melemah di lingkungan internasional sejak keluarnya Indonesia dari PBB (20 Januari 1965).

Dari sebuah dokumen rahasia badan intelejen Amerika Serikat (CIA) yang baru dibuka yang bertanggalkan 13 Januari 1965 menyebutkan sebuah percakapan santai Soekarno dengan para pemimpin sayap kanan bahwa ia masih membutuhkan dukungan PKI untuk menghadapi Malaysia dan oleh karena itu ia tidak bisa menindak tegas mereka. Namun ia juga menegaskan bahwa suatu waktu "giliran PKI akan tiba. "Soekarno berkata, "Kamu bisa menjadi teman atau musuh saya. Itu terserah kamu. ... Untukku, Malaysia itu musuh nomor satu. Suatu saat saya akan membereskan PKI, tetapi tidak sekarang."[2]

Dari pihak Angkatan Darat, perpecahan internal yang terjadi mulai mencuat ketika banyak tentara yang kebanyakan dari Divisi Diponegoro yang kesal serta kecewa kepada sikap petinggi Angkatan Darat yang takut kepada Malaysia, berperang hanya dengan setengah hati, dan berkhianat terhadap misi yang diberikan Soekarno. Mereka memutuskan untuk berhubungan dengan orang-orang dari PKI untuk membersihkan tubuh Angkatan Darat dari para jenderal ini.

Faktor Amerika Serikat

Amerika Serikat pada waktu itu sedang terlibat dalam perang Vietnam dan berusaha sekuat tenaga agar Indonesia tidak jatuh ke tangan komunisme. Peranan badan intelejen Amerika Serikat (CIA) pada peristiwa ini sebatas memberikan 50 juta rupiah (uang saat itu) kepada Adam Malik dan walkie-talkie serta obat-obatan kepada tentara Indonesia. Politisi Amerika pada bulan-bulan yang menentukan ini dihadapkan pada masalah yang membingungkan karena mereka merasa ditarik oleh Sukarno ke dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia ini.

Salah satu pandangan mengatakan bahwa peranan Amerika Serikat dalam hal ini tidak besar, hal ini dapat dilihat dari telegram Duta Besar Green ke Washington pada tanggal 8 Agustus 1965 yang mengeluhkan bahwa usahanya untuk melawan propaganda anti-Amerika di Indonesia tidak memberikan hasil bahkan tidak berguna sama sekali. Dalam telegram kepada Presiden Johnson tanggal 6 Oktober, agen CIA menyatakan ketidakpercayaan kepada tindakan PKI yang dirasa tidak masuk akal karena situasi politis Indonesia yang sangat menguntungkan mereka, dan hingga akhir Oktober masih terjadi kebingungan atas pembantaian di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali dilakukan oleh PKI atau NU/PNI.

Pandangan lain, terutama dari kalangan korban dari insiden ini, menyebutkan bahwa Amerika menjadi aktor di balik layar dan setelah dekrit Supersemar Amerika memberikan daftar nama-nama anggota PKI kepada militer untuk dibunuh. Namun hingga saat ini kedua pandangan tersebut tidak memiliki banyak bukti-bukti fisik.

Faktor ekonomi

Ekonomi masyarakat Indonesia pada waktu itu yang sangat rendah mengakibatkan dukungan rakyat kepada Soekarno (dan PKI) meluntur. Mereka tidak sepenuhnya menyetujui kebijakan "ganyang Malaysia" yang dianggap akan semakin memperparah keadaan Indonesia.

Inflasi yang mencapai 650% membuat harga makanan melambung tinggi, rakyat kelaparan dan terpaksa harus antri beras, minyak, gula, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Beberapa faktor yang berperan kenaikan harga ini adalah keputusan Suharto-Nasution untuk menaikkan gaji para tentara 500% dan penganiayaan terhadap kaum pedagang Tionghoa yang menyebabkan mereka kabur. Sebagai akibat dari inflasi tersebut, banyak rakyat Indonesia yang sehari-hari hanya makan bonggol pisang, umbi-umbian, gaplek, serta bahan makanan yang tidak layak dikonsumsi lainnya; pun mereka menggunakan kain dari karung sebagai pakaian mereka.

Faktor ekonomi ini menjadi salah satu sebab kemarahan rakyat atas pembunuhan keenam jenderal tersebut, yang berakibat adanya backlash terhadap PKI dan pembantaian orang-orang PKI di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali serta tempat-tempat lainnya.

Peristiwa

Pada 30 September 1965, enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh Letkol. Untung. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut.

Isu Dewan Jenderal

Pada saat-saat yang genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan Jenderal yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili oleh Soekarno. Namun yang tidak diduga-duga, dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut, terjadi tindakan beberapa oknum yang termakan emosi dan membunuh Letjen Ahmad Yani, Panjaitan, dan Harjono.

Isu Dokumen Gilchrist

Dokumen Gilchrist yang diambil dari nama duta besar Inggris untuk Indonesia Andrew Gilchrist beredar hampir bersamaan waktunya dengan isu Dewan Jenderal. Dokumen ini, yang oleh beberapa pihak disebut sebagai pemalsuan oleh intelejen Ceko di bawah pengawasan Jenderal Agayant dari KGB Rusia, menyebutkan adanya "Teman Tentara Lokal Kita" yang mengesankan bahwa perwira-perwira Angkatan Darat telah dibeli oleh pihak Barat[4]. Kedutaan Amerika Serikat juga dituduh memberikan daftar nama-nama anggota PKI kepada tentara untuk "ditindaklanjuti". Dinas intelejen Amerika Serikat mendapat data-data tersebut dari berbagai sumber, salah satunya seperti yang ditulis John Hughes, wartawan The Nation yang menulis buku "Indonesian Upheaval", yang dijadikan basis skenario film "The Year of Living Dangerously", ia sering menukar data-data yang ia kumpulkan untuk mendapatkan fasilitas teleks untuk mengirimkan berita.

Isu Keterlibatan Soeharto

Hingga saat ini tidak ada bukti keterlibatan/peran aktif Soeharto dalam aksi penculikan tersebut. Satu-satunya bukti yang bisa dielaborasi adalah pertemuan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad (pada jaman itu jabatan Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat tidak membawahi pasukan, berbeda dengan sekarang) dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat

Korban

Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:

  • Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
  • Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
  • Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
  • Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
  • Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
  • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)

Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:

Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.

Pasca kejadian

Pada tanggal 1 Oktober 1965 Sukarno dan sekretaris jendral PKI Aidit menanggapi pembentukan Dewan Revolusioner oleh para "pemberontak" dengan berpindah ke Pangkalan Angkatan Udara Halim di Jakarta untuk mencari perlindungan.

Pada tanggal 6 Oktober Sukarno mengimbau rakyat untuk menciptakan "persatuan nasional", yaitu persatuan antara angkatan bersenjata dan para korbannya, dan penghentian kekerasan. Biro Politik dari Komite Sentral PKI segera menganjurkan semua anggota dan organisasi-organisasi massa untuk mendukung "pemimpin revolusi Indonesia" dan tidak melawan angkatan bersenjata. Pernyataan ini dicetak ulang di koran CPA bernama "Tribune".

Pada tanggal 12 Oktober 1965, pemimpin-pemimpin Uni-Sovyet Brezhnev, Mikoyan dan Kosygin mengirim pesan khusus untuk Sukarno: "Kita dan rekan-rekan kita bergembira untuk mendengar bahwa kesehatan anda telah membaik...Kita mendengar dengan penuh minat tentang pidato anda di radio kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan menghindari kekacauan...Imbauan ini akan dimengerti secara mendalam."

Pada tanggal 16 Oktober 1965, Sukarno melantik Mayjen Suharto menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat di Istana Negara. Berikut kutipan amanat presiden Sukarno kepada Suharto pada saat Suharto disumpah[5]:

Saya perintahkan kepada Jenderal Mayor Soeharto, sekarang Angkatan Darat pimpinannya saya berikan kepadamu, buatlah Angkatan Darat ini satu Angkatan dari pada Republik Indonesia, Angkatan Bersenjata daripada Republik Indonesia yang sama sekali menjalankan Panca Azimat Revolusi, yang sama sekali berdiri diatas Trisakti, yang sama sekali berdiri diatas Nasakom, yang sama sekali berdiri diatas prinsip Berdikari, yang sama sekali berdiri atas prinsip Manipol-USDEK.

Manipol-USDEK telah ditentukan oleh lembaga kita yang tertinggi sebagai haluan negara Republik Indonesa. Dan oleh karena Manipol-USDEK ini adalah haluan daripada negara Republik Indonesia, maka dia harus dijunjung tinggi, dijalankan, dipupuk oleh semua kita. Oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Kepolisian Negara. Hanya jikalau kita berdiri benar-benar di atas Panca Azimat ini, kita semuanya, maka barulah revousi kita bisa jaya.

Soeharto, sebagai panglima Angkatan Darat, dan sebagai Menteri dalam kabinetku, saya perintahkan engkau, kerjakan apa yang kuperintahkan kepadamu dengan sebaik-baiknya. Saya doakan Tuhan selalu beserta kita dan beserta engkau!

Dalam sebuah Konferensi Tiga Benua di Havana di bulan Februari 1966, perwakilan Uni-Sovyet berusaha dengan segala kemampuan mereka untuk menghindari pengutukan atas penangkapan dan pembunuhan orang-orang yang dituduh sebagai PKI, yang sedang terjadi terhadap rakyat Indonesia. Pendirian mereka mendapatkan pujian dari rejim Suharto. Parlemen Indonesia mengesahkan resolusi pada tanggal 11 Februari, menyatakan "penghargaan penuh" atas usaha-usaha perwakilan-perwakilan dari Nepal, Mongolia, Uni-Sovyet dan negara-negara lain di Konperensi Solidaritas Negara-Negara Afrika, Asia dan Amerika Latin, yang berhasil menetralisir usaha-usaha para kontra-revolusioner apa yang dinamakan pergerakan 30 September, dan para pemimpin dan pelindung mereka, untuk bercampur-tangan di dalam urusan dalam negeri Indonesia."